Rabu, 06 Januari 2010

Profil

CAHAYA DI TENGAH GEJOLAK DESA SERIBU JURANG
Profil Singkat PP Riyadlus Sholihin Rejing

Sekitar dua puluh satu tahun silam, gejolak sosial masyarakat Desa Rejing mencapai klimaks keterpurukannya. Kriminalitas seakan identik dengan nama desa Rejing. Apalagi dalam hal kasus kriminal carok, dalam jangka waktu kurang dari satu bulan dapat dipastikan terjadi pertikaian masyarakan yang kadang menelan korban. Hal tersebut dikarenakan, pada waktu itu masyarakat Rejing masih buta pada agama sehingga Tarikus Sholat menjadi lebih dominan dari pada orang-orang yang mendirikan sholat yang waktu itu sangat sedikit sekali.
Taraf pendidikan masyarakat yang sangat rendah mengakibatkan dampak negatif pada masyarakat dalam memutuskan sebuah kebijakan dalam segala masalah masyarakat yang bergulir pada waktu itu, sehingga yang terjadi diantara individu masyarakat adalah saling egois dan jauh dari kesan toleransi antar sesama masyarakat ketika dihadapkan pada sebuah masalah. Ditambah lagi dalam hal baca tulis, mayoritas masyarakat waktu itu masih buta huruf. Kendala yang mereka hadapi adalah minimnya lembaga pendidikan yang ada dan rendahnya perekonomian yang dikelola oleh masyarakat. Sehingga fasilitas pendidikan yang ada sangat sulit untuk dijangkau oleh mayoritas masyarakat.
Dan yang lebih ironis lagi adalah, masyarakat Desa Rejing pada waktu itu hanya disuguhi dengan kegiatan-kegiatan yang jauh dari norma-norma agama dan norma-norma pendidikan. Salah satu contohnya adalah pagelaran seni tayub yang sarat dengan kemaksiatan. Dalam jangka waktu kurang dari satu bulan dapat dipastikan pagelaran seni tayub waktu itu digelar di desa Rejing.
Melihat keadaan sosial masyarakat Rejing waktu itu jauh dari nilai-nilai agama maka KH.M. Anwar berinisiatif untuk mendirikan lembaga keagamaan yang bergerak dalam pendidikan islam. Dengan berbekal semangat yang tinggi dan ketulusan hati, beliau mengumpulkan beberapa orang untuk membantu dalam pendirian lembaga keagamaan yang diimpikannya. Diantaranya adalah Pak Humaidi dan Pak Sarif yang bergerak dalam bidang ketenagaan. Sedangkan Pak Maskur, Pak Abd Rozak, Pak Parmi, Pak Rus, Pak Asum, Pak Rusdi (Alm), Pak Pardi (Alm) yang bergerak dalam bidang keorgaisasian. Mereka semua berkumpul dengan satu tujuan yang sama, yaitu pendirian lembaga keagamaan di Desa Rejing.
Maka pada hari kamis 13 Maulid 1408 H/05 November 1987 M, KH.M. Anwar bersama angota pengurus yang ada menetapkan berdirinya sebuah lembaga keagamaan yang bergerak dalam bidang pendidikan bernama MI Riyadlus Sholihin yang lebih menonjolkan materi diniyah dari pada materi umum standart pemerintah. Nama Riyadlus Sholihin adalah nama yang diambil dari nama pondok pesantren tempat KH.M. Anwar menimba ilmu di kecamatan Ketapang Probolinggo yang pada waktu itu diasuh oleh Habib Muhammad bin Ali Al-habsy. Menurut KH.M. Anwar, secara batiniyah Riyadlus Sholihin rejing adalah milik Habib Muhammad, KH.M. Anwar hanya sebagai pelaksana dari cita-ita besar Habib Muhammad dalam mengembangkan pendidikan.
Bukan bagai membalik telapak tangan MI RS bisa berdiri megah seperti sekarang. Pada awal pendirian lembaga tersebut, fasilitas pendidikan yang tersedia masih sangat minim. Ruang kelas pertama yang di pakai waktu itu adalah teras rumah Bapak Sukarson, Musholla di depan rumahnya dan dua ruang kelas yang dibangun dengan ayaman bambu (bidik). Dengan fasilitas seadanya, kegiatan belajar mengajar berjalan dengar lancar. Menurut penuturan Bapak Sukarson, Meskipun waktu itu para murid mengikuti KBM tanpa bangku sekolah dan tanpa dinding, akan tetapi mereka tetap semangat untuk bersekolah. Begitu pula para guru, dengan semangat perjuangan Lillah mereka rela bersusah payah mengajar para murid dengan gaji minim, yang waktu itu di istilahkan dengan istilah uang ganti sabun. Belum lagi intimidasi dari sekelompok masyarakat yang tidak setuju dengan berdirinya lembaga tersebut.
Genting ruang kelas yang bocor ketika hujan, hembusan angin yang bertiup membawa debu dimusim kemarau, tanpa bangku, tanpa seragam dan KBM masuk pada sore hari tak menjadikan para guru dan para murid patah semangat. Bahkan mereka menganggap semua itu sebagai rayuan yang semakin dirasakan akan semakin terasa indah. Di tambah lagi dengan sulitnya rute perjalanan menuju lokasi sekolah. Para guru dan para murid yang dari arah selatan sekolah harus melewati lorong-lorong jurang, begitu pula yang dari utara. Akibatnya, ketika hujan turun, para murid banyak yang tidak masuk sekolah karena jalan yang biasa dilewati para murid malah berganti dilewati oleh aliran air hujan. Bagai mengalah pada hujan. Pas lah apa yang dikatakan pepatah bahwa makin tinggi pohon itu tumbuh maka makin kencang angin akan menghempasnya.
Selang dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1989, KH.M. Anwar menggagas sebuah kegiatan kemasyarakatan yang bersifat agamis, yaitu kegiatan Sarwah yang dilaksanakan pada setiap malam jumat. Dan waktu itu, beliau juga menggagas untuk memperingati hari-hari besar islam dengan mengadakan pengajian umum di setiap masjid yang ada disekitar blok Gembor Desa rejing. Menurut panuturan Bapak M. Astro Hidayat, salah satu guru sepuh di RS, Tujuan diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut, agar supaya masyarakat Rejing selalu di sibukkan oleh kegiatan-kegiatan agamis yang akan berpengaruh positif pada perkembangan sosial masyarakat. Berkat kegigihan beliau dan rasa antusiasme masyarakat yang sangat tinggi, kegiatan keagamaan di desa Rejing yang telah digagasnya bersama para tokoh masyarakat sekitar sampai sekarang masih tetap terlaksana dan akan terus di kembangkan.
Tak lama berselang, tepatnya pada tahun 1994 KH.M. Anwar mempunyai gagasan baru untuk melebarkan sayap perjuangannya dalam bidang pendidikan dengan merintis lembaga pendidikan yang lebih tinggi, yaitu Madrasah Tsanawiyah Riyadlus Sholihin yang juga lebih menitik beratkan pada materi diniyah dari pada materi umum. Dengan dirintisnya sekolah MTs di Desa Rejing waktu itu, para murid MI dapat melanjutkan jenjang pendidikanya tanpa harus jauh-jauh pergi ke desa lain untuk bersekolah. Dan sampai saat ini sekolah MTs RS, masih menjadi satu-satunya sekolah tingkat MTs yang ada di Desa Rejing. Bersamaan dengan tahun didirikannya MTs RS, KH.M. Anwar juga merintis kegiatan seni hadrah ISHARI yang beranggotakan para guru dan sebagian murid-murid MTs. Sehingga gaung lembaga Riyadlus sholihin di desa seribu jurang ini makin terdengar di seantero kecamatan tiris, Banyuanyar dan keamatan-kecamatan lain.
Tahun demi tahun lembaga pendidikan Riyadlus sholihin makin menampakkan kemolekannya. Berkat kesungguhan KH.M. Anwar, satu demi satu gedung sekolah mulai berdiri kokoh. Para murid dan para guru mulai bisa bernafas lega. Antusias masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya semakin tinggi. Akan tetapi, dengan didirikannya lembaga pendidikan tinggkat MTs waktu itu, ketenagaan guru mulai mengurang. Gejolak itu mulai dirasakan oleh pengasuh, KH.M. Anwar, dan beliau langsung mencari solusi untuk memecahkan gejolak tersebut dengan menyekolahkan para murid lulusan MTs kesekolah Madrasah Aliyah yang ada di kecamatan-kecamatan lain khususnya di MA Kecamatan Sebaung karena memang lataknya tidak jauh dari desa Rejing.
Hasilnya, bisa terasa tiga tahun kemudian. Para lulusan MA sebaung tersebut ditarik kembali oleh pengasuh ke lembaga Riyadlus Sholihin untuk membantu ketenagaan guru yang kurang. Bersamaan dengan peristiwa itu, maka pada tahun 2003 pengasuh berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan tingkat atas, yaitu Madrasah Aliyah Riyadlus Sholihin yang juga menitik beratkan materi diniyah sesuai titah dari guru pengasuh, yaitu Habib Muhammad bin Ali Al-Habsy Ketapang. Tidak hanya berhenti di situ saja. Untuk memfasilitasi para siswa dan siswi yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi sekolah, KH.M. Anwar menyediakan pemondokan yang akan memudahkan mereka mengenyam pendidikan di Riyadlus Sholihin. Bahkan untuk biaya makan sehari-hari bagi para santri di bebaskan.
Meski terus berupaya menjadi lembaga pendidikan islam yang maju dan modern, Riyadlus Sholihin tidak menanggalkan baju kesalafannya dalam menjalankan roda pendidikan. Riyadlus Sholihin tetap mengutamakan pemahaman agama yang bersumber dari kitab-kitab kuning ulama salaf sebagai materi di samping juga mencari pengembangan-pengembangan metode dan materi pendidikan modern yang tidak merusak kaidah-kaidah salaf. Sesuai bunyi kaidah fiqih yang tak asing lagi di telinga para nahdliyin, yaitu Al-muhafadloh ala qhodimis sholih wal akhdu bil jadidil aslah ( menjaga kelestarian pemahaman lama yang baik dan mengadopsi pemahaman baru yang lebih baik ). Sehingga Riyadlus sholihin akan bisa menelorkan para allumni yang ber IQ modern sekaligus salaf, sederhana, amil li ilmih, dan berguna bagi masyarakat dan agama sesuai dengan visi-misi Riyadlus Sholihin yang pernah di dawuhkan oleh pengasuh, KH.M. Anwar.
Saat ini lembaga pendidikan yang dikelola dalam yayasan pendidikan Riyadlus Sholihin bisa di bilang lengkap. Mulai dari RA, MI, MTs, MA bahkan sekolah diniyah pada sore harinya juga dikelola dan terus dikembangkan. Berbagai prestasi sudah banyak diraih oleh masing-masing lembaga dalam naungan yayasan pendidikan Riyadlus Sholihin. Mulai dari tingkat MI yang pernah menyabet Juara dua lomba cerdas cermat setingkat Kabupaten. Dan juga pernah menggondol Juara tiga olimpiade mata pelajaran tahun ajaran 2008/2009. dan yang paling mencengangkan adalah baru-baru ini salah satu siswa MI RS telah meraih peringkat tertinggi hasil UASBN thn 2008/2009, se Jawa Timur. Dan di tigkat MTs, siswanya pernah menjuarai lomba lompat jauh putra Porseni MTs sekabupaten Probolinggo yang menyabet juara III dan pada tahun 2007-2008 MTs RS menduduki Peringkat 10 besar nilai UAN serayon 28-subrayon 09, KKM MTs ZAHA Genggong. Dan juga Prestasi-prestasi lain yang cukup bisa membuat para siswa-siswi di lembaga Riyadlus Sholihin menjadi percaya diri dan cukup bisa membuat mereka optimis mampu bersaing dengan lembaga-lembaga lain yang berfasilitas lengkap sekalipun.
Menurut Bpk Muhlis, S,Pd. selaku kepala sekolah MI RS, bahwa prestasi yang diraih oleh masing-masing lembaga di lembaga ini berkat kerja keras pengasuh beserta dewan guru yang mempunyai semangat juang yang tinggi dalam pendidikan dan yang pasti adalah karena istighosahnya. Siapa yang akan menyangka Riyadlus Sholihin yang dahulu terpuruk akan menjadi lembaga semegah sekarang dengan seabreg prestasi yang telah diraihnya. Berbagai macam extra kurikuler telah direalisasikan dalam lembaga Riyadlus Sholihin. Mulai dari pramuka, kursus seni kaligrafi arab, pengembangan seni hadrah al-Banjari dan hadrah ISHARI. PMR, kegiatan OSIS, kursus bahasa ingris dan bahasa arab juga duskusi-diskusi pendalaman kitab-kitab kuning.
Dengan jumlah siswa-siswi yang seluruhnya mencapai kira-kira 500 siswa-siswi, Riyadlus Sholihin akan terus mengembangkan kwalitas pendidikannya. Tujuannya tak lain yang pertama adalah Lillah dan yang kedua adalah untuk terus menjadi lembaga pendidikan islam seperti yang dicita-citakan oleh Habib Muhammad bin Ali Al-Habsy sebagai The Best Teacher KH. M. Anwar dan kita semua. Yang ketiga agar supaya masyarakat desa Rejing mampu meningkatkan taraf pendidikan agama yang akan berpengaruh positif pada kesejahteraan masyarakat. Sehingga masyarakat desa Rejing menjadi masyarakat yang berpendidikan dan agamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar